Ada sebuah kalimat klasik yang mungkin pernah kamu dengar di pelajaran kimia:
“Dalam suatu reaksi kimia, massa zat sebelum reaksi sama dengan massa zat sesudah reaksi.”
Kalimat ini adalah inti dari Hukum Kekekalan Massa yang dicetuskan oleh Antoine Lavoisier, seorang ilmuwan Prancis abad ke-18 yang sering disebut Bapak Kimia Modern.
Sekilas terdengar sederhana, tapi hukum ini adalah pondasi yang bikin dunia kimia berdiri kokoh sampai hari ini. Yuk, kita bahas penerapannya dalam kehidupan modern.
1. Apa Itu Hukum Lavoisier?
Lavoisier menemukan bahwa materi tidak bisa hilang begitu saja, hanya bisa berubah bentuk. Jadi kalau ada zat bereaksi, jumlah massa zat sebelum reaksi harus sama dengan jumlah massa setelah reaksi.
Contohnya, saat kayu dibakar, terlihat seperti “hilang” karena berubah jadi abu tipis dan asap. Padahal, kalau asap, gas, dan abu ditimbang bersama, massanya tetap sama dengan kayu + oksigen yang bereaksi.
2. Penerapan dalam Dunia Modern
a. Industri Farmasi
Saat membuat obat, produsen wajib memastikan dosis zat aktif sesuai. Prinsip Lavoisier membantu menghitung reaksi kimia yang terjadi, sehingga tidak ada bahan berlebih atau kekurangan.
Bayangkan kalau salah hitung, obat bisa terlalu kuat atau malah tidak berefek.
b. Produksi Energi (Bahan Bakar)
Di kilang minyak, hukum ini digunakan untuk merancang proses pembakaran yang efisien. Massa bahan bakar + oksigen harus setara dengan massa gas buang + energi yang dilepaskan.
Makanya, perhitungan stoikiometri dalam reaksi redoks sangat penting di industri energi.
c. Industri Makanan
Pernah baca label nutrisi di kemasan makanan? Kandungan protein, lemak, dan karbohidrat dihitung berdasarkan reaksi kimia pembakaran dalam tubuh. Hukum Lavoisier memastikan perhitungan energi kalori dari makanan sesuai kenyataan.
d. Lingkungan dan Daur Ulang
Dalam pengolahan limbah, hukum ini jadi dasar bahwa sampah tidak bisa hilang begitu saja—hanya bisa diubah bentuknya. Dari plastik bisa jadi bahan bakar, dari sampah organik bisa jadi pupuk kompos atau biogas.
e. Kimia Analitik
Di laboratorium, ilmuwan menghitung hasil percobaan berdasarkan neraca massa. Kalau hasil perhitungan tidak seimbang, berarti ada zat lain yang terlepas, misalnya gas atau air. Jadi hukum ini sekaligus menjadi “detektor” adanya kesalahan eksperimen.
3. Filosofi di Balik Hukum Lavoisier
Hukum ini bukan cuma tentang angka, tapi juga mengajarkan bahwa tidak ada yang benar-benar hilang di alam semesta. Segalanya hanya berubah bentuk.
Kayu menjadi abu dan gas. Besi menjadi karat. Air menguap menjadi uap lalu kembali turun sebagai hujan. Hidup pun begitu: tidak ada yang sia-sia, hanya transformasi.
Kesimpulan
Hukum Lavoisier adalah landasan penting dalam kimia modern. Dari obat-obatan, energi, makanan, hingga lingkungan, semuanya mengikuti prinsip kekekalan massa.
Jadi, kalau suatu saat kamu melihat lilin yang menyusut habis terbakar, ingatlah: lilin itu tidak hilang, ia hanya berubah wujud—menjadi cahaya, panas, gas, dan sedikit abu.
